Hari Valentine yang bertepatan dengan tanggal 14 Februari bahkan menjadi hari seremonial yang tidak pernah luput dari pemberitaan di media
Valentine merupakan nama dari seorang Martyr (Syuhada’nya orang Islam) yang karena kesalehan dan bersifat “dermawan” maka dia diberi gelar Saint atau Santo. Tanggal 14 Februari 270 M,
Tetapi sejak abad 16, upacara keagamaan itu mulai luntur dan berubah menjadi perayaan. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Januari. Setelah orang-orang romawi itu masuk nasrani/kristen, pesta “supercalis” kemudian dihubungkan dengan upacara kematian St. Valentine.
Dalam bahasa Perancis terdapat kata “Galantine” yang berarti cinta. Persamaan bunyi antara kata Galantine dan Valentine membuat orang berfikir bahwa orang dalam mencari pasangannya sebaiknya pada tanggal 14 Februari.
Dengan berkembangnya jaman dan terus bergesernya pengertian yang sebenarnya, masyarakat tidak lagi mengetahui dengan jelas asal-usul valentine. Dimana orang-orang lebih memahami hari Valentine sabagai pesta persaudaraan, bertukar kado, dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang yang sebenarnya.
Pandangan Islam Mengenai Valentine Day
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya” (QS. Al-Isra’ : 36)
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengetahui dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya dapat melihat atau mendngar. Bukan pula hanya sekedar tahu sejarah, tujuannya, apa, kapan, bagaimana, dan dimana, akantetapi lebih dari itu. Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng kepada suatu kepercayaan lain atau dalam islam disebut “Taqlid”.
Rasulullah bersabda: “ Barangsiapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”
Allah Berfirman: “Barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang yang rugi” (QS. Al-Imran : 85)
Dalam masalah Valentine itu perlu dipahami secara mendalam terutama dari kacamata agama, karena kehidupan kita tidak dapat lepas dari agama (islam) sebagai pandangan hidup. Dari penjelasan awal kita telah mengetahui latar belakang adanya Valenline Day, tujuannya, dan seremonial yang mengiringinya. Sudah sepantasnya kita sebagai umat islam yang intelektual dapat memilih dan memilah apa yang diperbolehkan dan mana yang dilarang oleh agama kita. Tidak hanya ikut-ikutan teman atau dengan bahasa lain tidak ingin ketinggalan trand tetapi kita Taqlid. Sesungguhnya apa yang kita lakukan saat ini pasti dan sangat pasti akan kita pertanggungjawabkan.
Sebagai seorang muslim, tanyakan pada diri kita, apakah kita akan mencontoh begitu saja segala sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam? Saya yakin kalian lebih bijak dalam memutuskan segala sesuatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar